Kamis, 23 Februari 2017

Suatu Pagi Di Bulan Febuari

Sisa gerimis pagi masih menyisakan genangan-genangan disekitar Warung Catur  kecil ini.Jam baru menunjukan setengah tujuh.Jalanan di depannya cukup ramai kendaraan motor yang lalu lalang.Orang berangkat kerja atau orang tua yang mengantarkan anaknya kesekolah.

Warung masih sepi, memang belum buka  jam 9-10 sang pengelola biasanya baru datang.Semalam apalagi ada pertandingan rutin  hingga tutup sampai dini hari.Dan biasanya mereka yang begadang akan datang kembali sore atau malam hari.Begitu juga pengelolanya.....entah jam berapa....?

Saya mengenal kehidupan Warung Catur cukup lama,bahkan pernah merasakan menjadi bagiannya.Banyak suka dukanya dan kita bisa mengenal  karakter yang sering datang kesini.

Terus terang banyak hal yang sulit di pahami perbedaan karakter,sosial,suku,ideologi,pandangan,tapi bukan halangan untuk tetap kompak dalam satu wadah"Pion Baja Chess Club".Terbukti sampai pagi ini warung masih tetap berdiri,walaupun banyak persoalan di dalammya.Jadi saya sering berpikir di media sering diberitakan keributan,kerusuhan hanya perbedaan pandangan atau masalah kecil lainnya.

Dan saya berharap tempat ini terakhir  sebagai tempat ngumpul mereka yang punya hobi sama "Catur".Sudah sering  pindah dan berganti pengelolanya.Harus di akui tak mudah mengelola sebuah Warung Catur belum bisa di jadikan sandaran hidup dan banyak waktu di korbankan. Tetapi karena memang HOBI ada saja yang mau berkorban"Pion Baja Chess Club ",masih eksis berdiri.Entah sampai kapan bisa bertahan

Dan  berharap mungkin suatu saat nanti ada penolong yang berbaik hati menjadi Bapak asuh seperti club olah raga  lainnya.Menyumbang dana hingga bisa berjalan dengan langkah pasti.

"Mas kopinya...!?",saya tersentak dari lamunan.Warung sebelah menyodorkan secangkir kopi dan cemilan ringan.Rupanya pagi yang mendung membawaku ketempat ini,karena tak sengaja aku ada perlu seseorang untuk ketemuan di Warung tempat biasa saya  mencari hiburan.


Pion Baja Chess Club (PBCC).