Jumat, 12 Juli 2019

Mereka Bukan Pengamen Tapi Seniman Jalanan


             Seniman Angklung








Suatu sore ketika sedang nonton pertunjukan Angklung Carehal di Malioboro. Seorang lelaki berpenampilan agak aneh maju ikut joged  bersama dua penarinya.Gerakannya luwes bisa mengikuti irama lagu yang sedang di mainkan.Dan setelah musik selesai tanpa segan menyodorkan uang berwarna merah satu lembar( 100 rb).

Sebelum pergi entah dia salah satu wisatawan atau barangkali seniman Jogja sungguhan menyemangati sambil berkomentar kepada penonton." Anak-anak muda berbakat  ini jangan anggap sebagai  pengamen,mereka memainkan musik tradisi asli Indonesia,penarinya tidak asal gerak tapi pakai perasaan dan jiwa.Dengan memainkan musik Angklung berarti melestarikan dan mengenalkan alat musik Indonesia kepada dunia.Kita  harusnya berbangga masih ada yang mau melestarikan alat musik tradisional. Kalaupun setelah selesai lagu mengedarkan kotak berilah uang kalau ada yang penting iklas.Toh mereka tak pernah memaksa  ngasih atau tidak tetap boleh menonton.Anggaplah sebagai penghargaan setelah mendapat hiburan gratis."Kata-kata lelaki tadi bukan saja di amini pemain Angklung juga penonton lainnya.Dan ternyata kalau kita perhatikan banyak memberikan uang aspriasi mulai dari uang kecil sampai besar.

Kalu kita buka Youtube di chanel Roll Media kita bakal temui ratusan lagu yang dicover angklung Carehal.Berbagai genre musik mulai pop,osing,sunda,dangdut,campusari,koplo, lagu barat populer.Bahkan belakangan lagu LILY Alan Walker sering banget di reques penonton.Wisatawan asalnya bukan orang jawa saja,makanya lagu lainnya harus siap.

Mengapa pemain angklung di beberapa jalanan seperti Malioboro di sebut Seniman bukan pengamen...? Selain totalitas  memainkan musik angklung  selalu mengikuti lagu yang lagi populer.Pertunjukan mereka di kemas apik,kostum penarinya,lokasinya, jam pertunjukan tiap harinya.Bahkan  keberadaanya ikut menyemarakan pedestrian Malioboro.

Dan tiap mereka tampil selalu di tunggu penonton bukan saja wisatawan lokal  turis asing juga kagum.Kehadiran penonton di sambut baik,ada interaksi seperti bisa reques lagu kesayangan,ikut joged,kalaupun ada yang nyawer rejeki mereka.

Ada hal menarik grup angklung di Jogja umumnya punya chanel youtube  tentunya promosi bagi wisatawan yang ingin ke Malioboro.Setiap mengadakan pertunjukan  pemain musik dan penarinya tiap hari berganti kostum.Kalau kita perhatikan ternyata  sponsor biro perjalanan atau brand toko  cukup terkenal di Jogja.Tentunya kerjasama ini ada imbalannya menambah pemasukan.Tidak sembarangan sponsor mau kerjasama kalau kwalitas mereka hanya biasa saja.

Pernah dapat bocoran pedagang di sekitarnya Kalaupun pas malam minggu atau liburan pendapat mereka bisa mencapai 1-2 juta.Padahal pentas hanya mulai dari jam 4 sampai 9 malam,diselingi istrihat saat Magrib dan Isya jadi sekitar 4 jam mereka main angklung. Pantesan ketika iseng iseng ngobrol salah satu pemain memberi tahau tanggapan mereka sekitar 2000 k untuk durasi 4 jam.Tapi kalau pentasnya di luar kota tentunya bisa lebih karena ada biaya transpotasinya.Dan hampir tiap bulan ada saja orderan bahkan sampai Jakarta.

Untuk punya koleksi lagu sampai ratusan tentunya harus sering latihan.Tidak mudah mengatur jumlah Personil sekitar 10 orang kompak  berlatih.Penonton tentunya bosen kalau di suguhi lagu itu-itu saja.Biarpun pada kenyataanya lagu campursari  masih dominan di reques.Ya,karena main angklungnya di Malioboro lagu jawa/Banyuwangi lebih banyak di mainkan.

Ternyata kelompok angklung yang biasa main di Malioboro punya regenerasi pemain mudanya.Kalau salah satu dapat orderan pentas mereka menggantikan main di Malioboro.Biarpun pemainnya lebih muda kemampuannya seimbang,harus diakui seniornya mainnya lebih rapi.

Semoga saja keberadaan para seniman Angklung  Carehal,Rajawali,juga lainnya tetap eksis bisa menghibur wisatawan Malioboro.Kalaupun jalanan agak terganggu sedikit bisa di atasi petugas intern.Ikon mereka  sudah melekat,seperti teman dari luar jogja  sering bertanya tempat dan jam pertunjukannya karena penasaran ingin melihat secara langsung.

Kalau mau jujur berapa orang yang pernah nonton Angklung Malioboro....? Kalau tiap hari ratusan atau saat liburan bisa ribuan kalikan saja bisa sampai jutaan.Bukti lainnya ratusan video musik angklung yang di unggah dari wisatawan juga sampai ribuan.

Musik tradisional harus tetap kita lestarikan,biarpun angklung dari Jawa Barat tapi  Indonesia juga.