Selasa, 04 April 2017

Ngamen Dan Catur

Mungkin yang tinggal di kota Depok,Jakarta,Bogor pernah melihat sosok lelaki atau kedatangan seorang  memakai pakain hitam-hitam lengkap dengan topinya  ala masyarakat Badui.Mengamen menggunakan alat sedernana suling menyanyikan lagu-lagu indonesia lama,khususnya lagu koes plus.

Lelaki berdarah Batak( Nainggolan) ini memang berprofesi sebagai pengamen jalanan.Menurut penuturannya lajang bernama lengkap Abdi Nainggolan mulai mengamen sejak tahun 2009.Tiap hari secara rutin mengelilingi jalanan maupun perumahan  mencari rejeki.Biarpun hanya berprofesi sebagai pengamen  ada cerita menarik di balik penampilannya yang eksentrik.

Selain berpenampilan  ala masyarakat Badui,ciri khas lainnya memakai topi,tas anyaman  warna putih.Biarpun begitu tak  menyangka Fredy nama populer biasa dipanggil lulusan sebuah universitas swasta ternama di bilangan Jakarta Timur.

Menurut penuturannya saat ngopi bareng di Warung Catur biasa santai,sarjana hukumnya di raih pada tahun 1993.Cita-citanya setelah lulus bekerja berhubungan dengan profesi hukum seperti layaknya banyak  di lakukan orang Batak.Sayang nasib berkata lain,keinginannya tidak terkabul.Bekerja apa adanya untuk menyambung hidup.Entah bagaimana akhirnya  menjadi pengamen jalanan sampai sekarang.

Fredy(Abdi Nainggolan) ngamen dengan suling.

Dalam menjalani ngamen wilayah yang menjadi tujuannya sekitar Jakarta,Bogor dan Depok.Fredy yang tinggal di Depok mengaku tiap hari  berangkat dari rumah sekitar jam 10 pagi dan pulang menjelang Magrib.Uang yang di peroleh sekitar 50-75 rb tergantung miliknya.Mungkin bagai sebagian orang di pandang sebelah mata,tapi tak peduli dengan anggapan orang.Biarpun bergelar SH ,ia menjalani hidup mengalir saja seperti air sungai.

Ditanya suka dukanya Ia cukup merasa senang saat ngamen di hargai profesinya baik di beri uang maupun tidak.Sebaliknya akan merasa terhina saat dicuikin dan di hindari orang seakan menjadi pengganggu atas kehadirannya.Ketika  disinggung tampilan nyentriknya mengikuti pakaian masyarakat Badui,Fredy yang senang musik dan budaya etnik menjawab " Suku Badui menjadi contoh karena Alami-Sederhana-Bahagia dalam menjalani hidupnya".

Selain ngamen Fredy mempunyai hobi bermain olah raga pikir "CATUR".Tergabung sebagai anggota Pion Baja Chess Club sudah cukup lama.Belajar  secara otodidak seperti layaknya suku Batak yang sebagian besar hobi bermain Catur.Saat libur  atau pulang  ngamen tempat hiburannya di Warung Catur.Selain  menyalurkan hobinya di tempat  ini bisa ngobrol,ngumpul sesama pemain catur yang berasal dari berbagai macam.

Fredy mengaku bermain catur sekedar mencari hiburan saja.Mengapa bergabung dengan Pion Baja Chess Club,selain dekat rumahnya di Perumahan Depok Timur sudah cocok dan akrab dengan pecatur yang tergabung.Dan sebagai anggota cukup rajin mendatangi Base Camp di Jalan Proklamasi Depok Timur.Selain ikut Home Turnamen ,membayar iuran bulanan mengikuti acara yang di adakan klub.

Pada akhir obrolan  berharap Pion Baja Chess Club bisa sebagai wadah pecatur yang ada di kota Depok.Selain tempat ngumpul pecatur,hiburan,sosial,kalau mungkin juga prestasi.Lebih lengkap sarananya,lebih banyak anggota lebih maju dari tahun sebelumnya.Dan paling utama rasa persaudaraan seperti motto "Gens Una Sumus",lebih di tingkatkan.Seperti baru saja di lakukan olehnya,biarpun hanya menyumbang jumlah kecil ikut peduli ketika salah satu anggota terkena musibah.


Fredy paling kiri bersama Pion Baja Chess Club di Puncak.

Memang kita tak akan tahu perjalanan hidup seseorang.Tapi paling penting jalani dengan penuh keiklasan.Baik,buruk,gagal,sukses,semua ada di tangan sendiri juga nasib,layaknya permainan Catur.


Gens Una Sumus.