Minggu, 11 Juni 2017

Pelatih Liga 1 Siap Untuk Di Pecat

Di era sepak bola modern peran pelatih sepak bola sungguh berat.Bukan saja meracik strategi bagaimana bisa memperoleh kemengan di tiap laga,juga harus siap-siap nganggur di pecat.Bukan saja menimpa pelatih  sepak bola luar negri tapi berlaku di liga 1 indonesia.Bahkan pelatih yang punya nama besar pernah merasakan kejamnya tuntutan  klub bersangkutan.

Menejemen klub bukannya main pecat begitu saja,tapi  pertimbangan  yang matang.Kewenangan pelatih dan  uang yang di keluarkan setidaknya harus berbanding lurus prestasi.Kalau gagal target yang disepakati  wajar  didepak ,bahkan lebih sadis di awal kompetisi.

Sebelum  klub menetapkan pelatih setidaknya ada target yang hendak di capai.Selain  gaji tinggi,Pelatih diberi kebebasan untuk membidik pemain  di jadikan skuatnya.Dengan demikian ada tanggung jawab  pelatih mengangkat klub pada level atas.Kalau gagal,mengundurkan diri atau di pecat salah satu resikonya.

Sebuah  klub sepak bola yang ikut kompetisi pada dasarnya punya kemampuan finansial berbeda.Target yang hendak dicapai berbeda dengan  lainnya.Klub kaya punya kemanpuan  merekut pemain mahal baik lokal maupun Asing.Begitu juga pelatih yang di incar punya reputasi .Menjadi juara setidaknya masuk 3 besar menjadi kewajiban mutlak.

Sebaliknya klub papan tengah maupun bawah punya kebijakan lain.Dengan dana terbatas tentu tidak leluasa mencari pemain kwalitas top ,begitu juga untuk mencari pelatih handal.Sebaliknya manejemen maupun sporter tak memberi beban tinggi,bisa masuk 10 besar sudah cukup.Sukur ada kejutan masuk 3 besar.

Bagaimana klub papan bawah....?Manejemen permintaanya cukup realitis.Menyadari kemampuan finansial terbatas  dengan pemain seadanya "asal tidak tergredasi cukuplah".Tapi itu bukan perkara mudah karena harus menghadapi klub kaya dengan pemain bintang.

LIGA 1 INDONESIA

Bagaimana dengan kompetisi Tanah Air di Liga 1 Indonesia.Masuk pekan ke 10 menurut cacatan setidaknya sudah 1/3 pelatih di pecat atau mengndurkan diri.Sebagian besar menimpa klub papan tengah- atas.Tidak pandang bulu pelatih lokal maupun asing,nasibnya sama tanpa ampun.

Korban pertama pemecatan terjadi pada pelatih Bali United.Baru berjalan 4 pekan pelatih asing berkebangsaan Autria(Hans-Peter-Schaler)harus lebih cepat mengemas koper di gantikan pelatih lokal Widodo C Putra.Kemudian menyusul Persiba Balik papan memberhentikan Timo Scheuneman (mengundurkan diri) paska kekalahan beruntun di awal kompetisi. Selain dipecat ,beberapa pelatih  mengundurkan diri .Tuntutan  tinggi  Sporter dan Manejemen ,membebani jadi kurang fokus  meracik skuatya.Akibatnya bukannya performa anak asuhnya membaik tapi menurun.

Pemecatan pelatih bukan  pada liga 1 saja.Pada level di bawahnya( liga 2 )juga terjadi di tengah kompetisi.Rupanya di era sekarang  sepak bola harus di kelola dengan transparan.Manejemen,pelatih,pemain,wasit,panitia pertandingan harus bersikap profesional.Bukan jamannya sepak bola mengandalkan fanatisme daerah,tapi menjadi  tontonan yang menarik.Imbasnya penonton akan datang ke stadion dan sponsor berlomba-lomba menjadi penyokong keuangan klub.

pelatih Bali United Kurban perdana liga 1

Djadjang Nurjaman rencana mundur dari Persib.


Pelatih Dipecat atau mengundurkan diri :

   1.Angel Alfredo Vera (Persipura) di pecat.

   2.Hans-Peter-Schaler(Bali United)di pecat.

    3.Timo Scheunemann(Persiba) mengundurkan diri.

   4. Laurent Hatton (PS TNI) di pecat.

   5.Lestiadi(Persipura) mengundurkan diri.

   6.Djajang Nurjaman (Persib) rencana mengundurkan diri.

Semua pemecatan maupun pengunduran diri pelatih terjadi ditengah kompetisi baru berjalan 1/4 perjalanan.Tuntutan klub dan sporter yang tinggi membuat pelatih berguguran.Dan mungkin akan terjadi lagi pada pekan mendatang.Padahahal membangun klub yang kuat dan kompak bukanlah seperti membalikan tangan,perlu proses dan tidak bisa instan.Tapi mau bagaimana lagi....kita tunggu siapa pelatih yang akan mundur atau di pecat...


Maju sepak bola Indonesia.