Siapa tidak suka makan cemilan ringan seperti lanting,kacang sangan,golak,enggeng,leper,dan kripik pisang.Semua makan yang di sebut di atas merupakan jajanan khas tempat kelahiran saya Kebumen.Makanan itu sebagian masih mudah di jumpai di pasar...? kecuali leper yang sepertinya sudah sulit didapatkan.Padahal leper enak di makan bareng kethek...
Dari semua cemilan di atas saya paling berkesan dengan Kripik Pisang Kepok.Bukan saja rasanya gurih renyah sedikit manis alami tapi saya punya alasan sendiri.Saya ingat jadi pelenggannya cukup lama sebut simbah putri karena waktu itu memang sudah berumur.
Dia berjualan kripik pisang semua di kerjakan sendiri.Kecuali pisang kepoknya sudah langganan diantar kerumahnya.Pisangnya juga pilihan karena benar-benar sudah tua.Warnanya kalau di potong tipis-tipis kekuningan bukan putih.
Setiap datang pasti membeli masih fres baru di goreng.Karena itu saya tahu betul proses menggorengnya.Caranya kripik pisang kepok di goreng dua kali.Pertama pisang sudah di bumbui garam dan bawang di goreng dengan minyak bekas dalam arti bukan paling baru dari plastik,tapi bukan juga sudah lama.
Setelah setengah mateng di serok dan tiriskan sampai dingin.Baru goreng lagi menggunakan minyak baru dengan api kecil(bara).Waktu itu simbah tidak menggunakan kompor tapi tungku buatan sendiri dengan bahan bakar kayu. Ada dua lubang di depan dan belakang.
Tungku depan untuk proses penggorengan pertama,sedangkan tungku belakang penggorengan kedua sampai mateng dengan warna kekuningan.Selain renyah,gurih,manis cara mengirisnya tipis-tipis.Maka saya harus hati-hati mengemasnya supaya tidak hancur di jalan.
Satu kemasan plastik isinya 3 kg.Harus menunggu sampai dingin sebekum di masukan plastik supaya tahan lama dan tidak cepat tengik.Dan saya sendiri mengambil cuma 10 kg buat tambahan lanting yang jadi andalan jualan saya.
Selain kripik pisang kepok juga jualan kripik pisang uter.Tapi belum pernah mengambil karena warnanya kurang menarik di bandungkan pisang kepok.Waktu itu simbah menghargai 1 kg sekitar 12-15 rb.Nantinya kripik kepoknya dikemas lagi dengan ukuran plastik 250 gr.
Sebenarnya lumayan untungnya 3 kali lipat,tapi belum di potong transpotasi,plastik juga tenaganya.Jadi cukuplah menambah penghasilan sambilan.Dan sekarang bagaimana kabarnya kurang begitu tahu.Saya sudah lama tak mengambil lagi kripik pisang kepoknya.Masihkah berjualan atau istirahat karena tenaganya termakan usia tua.....?Atau sebab lainnya......
kripik pisang makanan tradisional.
Penjualnya saya masih ingat betul masih di wilayah kota Karanganyar-Kebumen.Tak jauh dari pasar karena tiap nyetor ke pelangganan,belanja minyak,bumbu,plastik selalu di lakukan dengan berjalan kaki.