Jumat, 17 Mei 2019

Cerita Sedih Mudik Tahun 90 an.


Kereta api jaman sekarang.






Tak terasa  bulan puasa sudah hampir 2 minggu.Bagi warga perantau yang bekerja di luar tentunya sudah ancang-ancang kapan mudiknya...naik apa...dan persiapan lainnya.

Untuk jaman sekarang yang serba online semua sudah di mudahkan.Untuk pesan tiket tidak perlu desak-desakan antri seperti dulu lagi.Bahkan cukup dari rumah dengan sebuah HP Android kita sudah bisa pesan tiket seperti :Pesawat,Bis dan juga Kereta api.Sangat praktis dan tidak perlu repot seperti mudik jaman dulu.

Admin yang pernah ngalami mudik naik kereta berdesakan( utamanya klas ekonomi),jadi teringat cerita konyol mungkin tak akan terjadi saat ini.Biarpun kereta ekonomi untuk jaman sekarang standarnya cukup layak dan manusiawi.Beda jauh dengan tempo dulu....! Nah di bawah ini pengalaman yang mungkin pernah di alami pemudik lainnya.

   1.Pesan tiket Antri

Untuk mendapatkan tiket mudik waktu itu bukan perkara mudah.Selain jumlah kereta tak sebanyak sekarang harus antri langsung.Kita harus rela berdiri berjam-jam,tanpa jaminan akan tahu masih kebagian tempat duduk.Untungnya waktu itu penumpang berdiri masih diberlakukan,kalau terpaksa dapat tiket sudah untung.

   2.Dapat tempat duduk tapi....?

Ini pengalaman nyata admin waktu mau mudik ke Jogja.Susah payah antri tiket tapi terpaksa duduk dibawah menggelar koran...kok bisa....?Ceritanya waktu itu sudah masuk gerbong kereta dan suduk di kursi sesuai tiket.Penumpang jangan tanya penuh sesak.Baru saja kereta melaju dari stasiun Jatinegara mendengar tangisan anak balita.Ternyata seorang ibu muda bersama anak perempuan umur sekitar 3 tahun.

Mendengar tangisan anak mungkin karena kegerahan....entahlah sebagai lelaki rasanya gimana....?Tanpa berpikir panjang saya relakan tempat duduk saya serahkan ibu tadi.Tadinya ibu tadi tidak mau tapi melihat anaknya makin rewel ahirnya  duduk saja.Mungkin karena tahu mendapatkan tempat duduk sangat susah...ibu muda mengucapkan terimakasih berkali-kali.Sebagai balas jasa menawarkan makanan yang dia bawa.

   3.Hati hati Tukang copet

Karena penumpang jaman dulu masih bebas tidak di batasi seluruh gerbong penuh sesak.Bahkan toilet tidak berfungsi di pakai sebagai tempat duduk.Bayangkan repotnya kalau kebelet ....tahu sendiri.Dan waktu itu copet masih merajalela...

Pernah melihat kejadian di depan mata tas yang di taruh penumpang di dekat pintu di sambar dari atas gerbong.Untungnya penumpangnya cekatan tasnya masih bisa di raih kembali biarpun talinya sampai putus.Admin sendiri pernah kehilangan uang recehan yang di taruh di saku baju....mungkin karena ketiduran untung tidak banyak.Padahal di sebelah tempat duduk saya ada saudara berpakain angkatan.

   4.Banyak pedagang/pengamen

Mudik jaman dulu selain penuh sesak kadang di bikin kesel sama ulah pedagang makanan/minuman/tukang koran dan pengamen.Kalau kebetulan duduk di bawah tiap ada pedagang harus bergeser.Dan lebih kesel lagi adanya pengamen.Selain ngamen secara berombongan kadang suka maksa mintanya.Dan rombongan pengamen perjalan dari Jakarta -jogja bisa lebih dari 5 kali.

   5.Hati-hati teman baru

Saat musim lebaran banyak orang mencari sasaran untuk menipu calon pemudik.Seperti yang pernah admin lihat di stasiun Senen waktu itu.Selagi menunggu kereta tak jauh melihat  2 orang perempuan dan 1 lelaki yang katanya mau ke Semarang.Mereka  asik ngobrol seperti teman akrab dan cerita nantinya lebaran di kampung.

Tak lama 1 perempuan ijin ke temannya mau ke toilet dahulu.Belum begitu lama teman perempuan satunya menyusul katanya kebelet juga.Entah mengapa Lelaki yang di tinggal buru-buru membawa tas mau menyusul ke dua temannya.Malahan sempat permisi sama bebera orang si sekitarnya.

Ternyata 2 orang perempuan tadi kembali lagi tanpa teman lelakinya.Malah bertanya kemana lelaki yang di titipi tas pada salah satu orang.Lho bukan menyusul mbak ke toilet.Keduanya mulai pucat dan mencoba mencari di sekitarnya,sayang tidak ketemu.

Setelah tahu persoalannya tidak tahunya teman lelakinya baru kenal.Karena merasa mau mudik ke Semarang juga,merasa satu tujuan jadi akrab.Tak tahunya penipu ulung berkedok pemudik.Lebih parahnya semua hasil jerih payahnya ada di tas semua bahkan tiketnya ikut terbawa.

Mendengar  kedua perempuan  menangis karena tidak bisa mudik pihak PJKA memberi tiket gratis dan uang buat pulang ke rumah.Makanya  buat calon pemudik harus hati-hati tak gampang percaya  kenalan baru  omongan dan penampilannya saja.

Selamat mudik naik kereta api era baru tanpa berdesakan.....!!!