Sepak Bola Damai Mungkinkah...
Sungguh sangat di sayangkan Pertandingan sepak bola yang seharusnya bisa di nikmati sebagai hiburan menarik justru membuat was-was.Meninggalnya suporter Persija(jakmania), saat di gelarnya pertandingan penuh revalitas Persib vs Persija pada pekan 23 di stadion GBLA membuat kita prihatin.
Sepak bola memang olah raga keras tapi dibatisi sportifitas baik pemain maupun para suporternya.Sayangnya saking fanatiknya terhadap klub yang di bela sering berbuat berlebihan.Membuat keributan,merusak,mengeroyok supoter lawan bahkan sampai meninggal dunia.
Dulu admin juga sering nonton langsung di stadion.Waktu itu dua pendukung masih bisa nonton bersama paling di pisahkan tribun tempat duduknya.Kalaupunn terjadi keributan biasanya spontan pemicunya saling ejek dan jarang sampai meninggal dunia.Beda suporter jaman sekarang perseteruan sepertinya sudah mengakar menjadi musuh bebuyatan.
Lucunya tidak di dunia nyata saja di dunia maya juga saling ejek menambah suasana makin keruh.Tidak semua soporter klub memang,tapi cukup membuat kita prihatin.Padahal kalau melihat di tayangan langsung akhir-akhir ini mulai banyak kaum hawa,ibu dan anak-anak nonton.Jadi satu keluarga bisa datang bersama kestadion mencari hiburan sepak bola.
Kita juga tahu Suporter bagi sebuah klub sepak bola sangat berperan.Baik sebagai penyemangat di tiap pertandingan (pemain ke 12),juga sumber pemasukan dari tiket yang mereka beli.Beruntunglah sebuah klub yang mempunyai pedukung banyak dan fanatik.Tapi bukan yang membabi buta,seperti tidak rela klub yang di dukung kalah dengan meneror pihak lawan.
Akibatnya tentu kita tahu,nanti pasti akan ada balas dendam ketika klub lawan bertindak sebagai tuan rumah.Kalau begitu seterusnya tidak akan ketemu jalan keluarnya.Sebenarnya sudah ada aturan sangsi dari PSSI bagi klub yang berbuat anarkis apalagi sampai jatuh korban meninggal.
Hukuman sebelumnya seperti denda uang, tanpa penonton,pertandingan di pindahkan ketempat jelas merugikan klub.Sudah bayar denda, tanpa pemasukan, sepertinya suporter belum kapok masih ada buat keributan.
Makanya adanya wacana lebih keras dan tegas hukuman PSSI klub yang melanggar perlu di pertimbangkan.Mungkin bisa mencontoh eropa sebagai kiblat sepak bola dunia.Bisa pengurangan nilai,degradasi,yang penting bisa membuat suporter sadar kalau berbuat anarkis klub bisa kena sangsi berat.
Bayangkan klau klub besar semisal Persib,Persija,Arema,Persebaya dengan puluhan ribu pendukungnya harus turus kasta.Pasti akan membuat banyak yang kecewa karena tidak bisa melihat hiburan sepak bola yang menarik lagi.Bagaimanapun liga kasta tetinggi lebih menghibur di banding liga di bawahnya.
Kita tunggu saja paska diperhentikannya liga 1.Bagaimana PSSI menindak lanjuti kejadian ini,khususnya komite disiplin yang nantinya memberikan sangsi buat klub yang tidak bisa mengatur sporternya hingga menimbulkan korban jiwa.Padahal di adakan liga sepakbola tujuannya positif selain prestasi olahraga,hiburan masyarakat,alat pemersatu Bangsa bukan malah sebaliknya.
Kita juga seharusnya bangga soal loyalitas suporter baik klub maupun Timnas.Di mana ada pertandingan pasti banyak penonton datang ke stadion.Bahkan di timnas usia muda u-16 dan u-19 baik bertanding di Indonesia maupun luar pendukung Timnas selalu datang.
Padahal di negara lain sepak bola usia muda jarang sekali di penuhi penonton,paling pihak keluarga atau para pencari bakat saja.Jadi modal ini janganlah sampai di rusak para sporter dengan berbuat keributan yang bisa di perhentikan liga arau sangsi dari FIFA.
Mari kita sambut liga yang menyuguhkan pertandingan menarik sporter melakukan atraksi menarik.Kita tunggu.....!!!