Minggu, 28 April 2019
Parlin Raih Mendali Emas Home Turnamen Seri ke III PION BAJA CHESS CLUB.
Minggu, 14 April 2019
Tanam Sayuran Dan Toga Kampung Jadi Asri
2.Pasir alus
3.Sekam bakar.
4. Daun bambu
5.Daun serai
6.Kotoran kambing
7.Obat pengurai.
Senin, 18 Maret 2019
HUT NEO PION BAJA KE III ADAKAN "HOME TURNAMEN PLUS"
Senin, 11 Maret 2019
Pecatur Benteng Tapos Raih Juara Catur Beregu Dan Perorangan Liga DCC Seri 1.
BEREGU
1.BENTENG TAPOS.
2.BENTENG PESONA KAHURIPAN
3.PION BAJA A
PERORANGAN
1.AGUS SBY (Benteng Tapos)
2.YUNDI (Pion Baja)
3.MAMAN (BRM)
4.AGUSTINA (Pion Baja)
5.MARUNTUNG (Benteng Tapos
6.EKO SISWANTO (Pion Baja)
7.GARY (Benteng Tapos)
8.AGUS RAJAB (Pion Baja)
9.TARYONO (Pion Baja)
10.TEDY RAHMAT (Benteng Tapos).
Neo Pion Baja "Selamat Ulang Tahun".
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat.Pada tanggal 11 Maret 2019 Pion Baja Chess Club akan merayakan hari jadinya yang ketiga.Masih ingat penulis ketika ikut menyaksikan deklerasinya di Puncak "Villa Kembar", tiga tahun yang lalu.Waktu itu rombongan pion baja sedang mengadakan Home Turnamen kawasan Wisata Puncak sekalian rekreasi bersama.Keadaan klub sedang mati suri untuk itu ingin dihidupkan lagi membentuk Neo Pion Baja baru harapannya bisa lebih baik dan berprestasi.
Dan menginjak tahun ke tiga tampak kemajuan cukup signifikan.Sekarang biarpun masih menempati markas lama boleh di bilang sangat sederhana tapi patut kita banggakan.Selain sudah tersivikasi di PERCASI DEPOK,kegiatan sehari-hari di jalan proklamasi ujung depok timur selalu ramai.
Kemajuan apa telah di lakukan...?
1. Perlengkapan Catur
Untuk sebuah klub catur tentunya harus punya perlengkapan (meja,papan,buah,jam), sebagai modal utama.Untunglah biarpun belum di katakan komplit tapi cukuplah .Kalau ingin mengadakan Home Turnamen,ngeround,ikut turnamen tidak pusing lagi.
2.Jumlah Anggota
Sebuah klub olah raga mengalami kemajuan indikatornya jumlah anggotanya semakin bertambah.Biasanya orang tertarik bergabung karena prestasinya,sarananya complit,suasana klubnya atau gabungan ketiganya.Dan Pion Baja mungkin mendekati kriteria di atas untuk sebuah klub catur di kota Depok.
3.Kegiatannya
Boleh di katakan program unggulan klub Pion Baja adanya "Home Turnamen",rutin di adakan tiap bulan. Dan selama ini bisa di katakan berjalan lancar.Kalaupun ada kekurangan seperti tidak tepat jadwal harap di maklumi.Dan untungnya banyak anggota mendukung seperti menambah uang hadiah,membuat medali,adanya piala juara di akhir "Home Turnamen".
4.Seragam Identitas.
Siapa sih tidak senang memakai seragam identitas.Layaknya sepak bola para pendukung merasa bangga kalau memakai seragam Timnas atau klub yang di belanya.Begitu juga klub Pion Baja selama 3 tahun bahkan sudah tiga kali ganti seragam.Pertama kali warna oranye,kedua hitam dan terakhir warna hijau lengan panjang.
5.Gens Una Sumus
Untuk membentuk sebuah klub catur bisa berjalan dan tahan banting, selain kesamaan hobi,finansial,paling utama adanya rasa persaudaraan.Seperti motto "Gens Una Sumus",yang mempunya arti kita adalah satu saudara.
Kita juga tahu anggota Pion Baja punya latar belakang berbeda.Tapi selama ini tidak menjadi kendala untuk selalu kompak.Dan bersukurlah kita punya ketua cukup tegas dan penyabar.Di bantu pengurus punya pengalaman,dukungan seluruh anggota Pion Baja yang tanggal 11 Maret 2019 merayakan hari ke 3 semakin solid.
Sayang penulis sekarang sudah tinggal jauh,pulang kampung di BANTUL,tapi masih terasa rasa persaudaraan di Pion Baja.Walaupun dulu hanya bisa nonton merasa main caturnya hanya klas ayam...(potong lagi ),tapi sering ikut kalau anggota klub mengikuti turnamen di berbagai tempat.
Dan terakhir saya ucapkan
"SELAMAT ULANG TAHUN PION BAJA CHESS CLUB",semoga tambah maju,solid,dan berprestasi.
Gens Una Sumus.
Minggu, 10 Maret 2019
Kali Besar Kota Tua Jadi Pedestrian
Sabtu, 09 Maret 2019
TAMAN HERBAL INSANI DEPOK Rekreasi Sambil Mengenal Tanaman Obat
Rabu, 06 Maret 2019
Depok Chess Community (DCC)Ingin Memajukan Olah Raga Catur Di Kota Depok
Rapat DCC di Pion Baja
Senin, 25 Februari 2019
KAOS BARU SEMANGAT BARU Pion Baja Chess Club
Minggu, 10 Februari 2019
MBAH SUGENG...!
"Piye kabare mbah...?"
"Apik..."
"Ora melu Home Turnamen...!"
"Nanggung mengko bengi Jogo malam, nonton wae..."
Percakapan itu sering saya lontarkan melihat Mbah Sugeng Sesepuh Klub Catur Pion Baja Chess Club (PBCC) hanya berdiri menonton anggota lainnya bertanding.Mengapa di katakan sesepuh,karena boleh di bilang umurnya paling tua.Menurut pengakuannya sudah masuk 70 tahun.Teman satu klubnya boleh di kata sepantaran anak-anaknya.
Sebagai pemain sudah malang melintang dari lapak ke lapak.Tapi sampai sekarang masih setia di Pion Baja.Bermain catur sudah biasa seharian tanpa kenal waktu,begitu kata teman jaman mudanya.Soal permainan mungkin masuk katagori papan tengah,kecepatan berpikirnya menurun makanya tidak mau ajak main di bawah 10 menitan.
Mbah Sugeng jam terbangnya di dunia percaturan tidak di ragukan lagi.Dulu sering nongkrong di terminal,main catur bukan sekedar menyalurkan hobi tapi mencari sedikit rejeki.Sering temannya mencarikan lawan dengan isian.Kalau menang dia dapat bagian, kalahpun tidak rugi paling pulang tidak bawa apa-apa.
Tapi sekarang Mbah Sugeng hanya bermain tidak jauh dari rumahnya.Kecintaan main catur tidak bisa di pisahkan dalam kehidupannya.Selain sebagai hiburan,melatih otak supaya tidak cepat pikun,paling utama ngumpul bersama anggota klub.
P
Sayang sekali Mbah Sugeng tidak bisa ikut secara rutin program Klub "Home Turnamen",yang diadakan sebulan sekali.Alasannya pas ada HT berbenturan kerja sebagai penjaga malam.Dengan kemampuannya saya yakin masih bisa masuk 10 besar( serie A ).
Ternyata Mbah Sugeng berasal dari Jogja satu kota dengan saya.Merasa sekampung sering ngobrol tentang Jogja,mulai sepak bola,sekatenan,sampai perkembangan Malioboro.Selain catur hobi lainnya main gitar.Lagunya mulai barat,dangdut,campursari,pop.Kalau sudah main gitar gaya mudanya muncul lagi " Penuh semangat".Apalagi kalau ada kopi pahit plus rokok kretek...main gitarnya makin jreng...jreng... Enggih to mbah.....!!!.Ciri khasnya lainnya ia selalu naik sepeda kemana-mana.Selain irit katanya sambil olah raga biar sehat.
Dan sekarang saya sudah mudik pulang kembali ke Jogja,tidak bisa ketemu dan ngobrol sama mbah Sugeng tiap hari lagi.Tapi siapa tahu ketemu lagi kalau kebetulan Mbah Sugeng mudik ke Jogja,atau sebaliknya saya datang ke Depok.
Semoga sehat mbah dan tetap semangat.Banyak seumuran dia malas keluar ngumpul anak muda,katanya merasa kurang pantas lebih baik momong cucu di rumah.Tapi mbah satu ini masih berjiwa muda bahkan bekerja menjadi Penjaga Malam di sebuah Perumahan.
Jumat, 08 Februari 2019
PERENG KALI
Senin, 04 Februari 2019
Catatan PION BAJA CHESS CLUB 2019
Rabu, 02 Januari 2019
Ramainya Malam Tahun Baru Di Malioboro
Malioboro merupakan jalan utama di kota Yogyakarta.Sejak lama terkenal sebagai tempat wisata kuliner dan lapak -lapak pedagang cindramata khas Jogja.Tiap liburan selalu ramai di kunjungi wisatawan baik dalam negri maupun manca negara.
Menyambut pergantian 2018 menuju tahun 2019 seperti tahun sebelumnya menjadi pusat keramain.Mulai dari titik utara dekat pintu kereta sampai alun alun utara pengunjung memadati sejak sore hari.Bahkan untuk kendaraan roda empat sejak jam 5 sore di larang masuk di alihkan jalan lain.Sementara kendaraan roda dua masih bisa sampai jam 7 malam setelahnya di tutup total.
Untuk memberi hiburan pengunjung menghabiskan malam tahun baru Dinas Pariwisata Yogyakarta telah menyediakan panggung hiburan di 3 titik jalan malioboro.
1.Panggung pertama ada paling utara di dekat pintu kereta.Disini di sajikan acara berupa Angguk dari Kulon Progo,Campursari dan dangdut pantura.
2.Panggung kedua berada di depan Mall Malioboro.Disini ada kaloberasi seni pertunjukan wayang golek dan wayang kulit.Pertunjukan bergantian setiap babaknya dan banyak wisatawan asing tertarik seni tradisional ini.
3.Di depan kepatihan ada panggung musik bagi golongan muda.Ada musik orcestra dari sekolah musik,Kroncong dengan lagu indonesia maupun luar.Paling ditunggu tentunya grup musik Letto dan hip hop jogja.
Sementara di titik nol maupun alun alun utara biarpun tidak ada panggung hiburan ramai dipadati pengunjung utamanya yang datang bersama keluarga.Dengan duduk di tikar mereka sabar menunggu detik-detik jam 12 malam saat pergantian tahun bersamaan pesta kembang api.
Wayang golek di panggung Malioboro
LETTO hibur pengunjung malioboro
Pentas angguk di jalan malioboro
Ternyata malam tahun baru di Yogyakart membawa dampak ekonomi cukup positif bagi warga jogja.Penginapan semuanya habis dari klas bintang sampai yang murah.Kuliner,jajanan,suvenir laris manis di borong wisatawan.Tranpotasi mulai online,rental,andong,becak kebagian rejeki juga.
Pedagang dadakan ikut kecipratan juga mulai angkringan, jualan minuman botolan,jagung bakar,ronde,bakso bakar,cilok tak ketinggalan tikar plastik tempat alas lesehan.Dan rupanya terompet yang dulu identik dengan tahun baru justru sedikit sekali penjualnya.Pengunjung asik ngobrol,main hp dan foto bersama di spot-spot yang menarik.
Sejak sore malioboro di padati wisatawan
Lesehan di jalan menunggu jam 12 malam
Semakin malam pengunjung semakin padat bahkan sulit sekali untuk berjalan.Titik nol di perempatan Malioboro rupanya tempat paling vaforit bagi wisatawan untuk melihat pergantian tahun.Hampir semua ruang di penuhi orang mereka duduk bersama teman atau keluarga di tikar plastik.
Saya sendiri yang ingin ke titik nol sangat sulit berjalan.Dengan susah akhirnya sampai juga di sisi sebelah barat depan Bank BNI.Dan akhirnya waktu yang di tunggu datang juga.Lima menit sebelum jam 12 tepat bunyi terompet,teriakan dan kembang api memecah udara di atas titik nol jogja.
Bunyi ledakan kembang api disambut dengan meriah dan tak lupa mengabadikan moment ini dengan kamera hp.Hampir setengah jam kembang api mengudara tak hentinya dan akhirnya mulai berangsur sepi.Pengunjung mulai bubaran tapi banyak juga bertahan sampai pagi.
Kita songsong tahun baru 2019 dengan rasa optimisme dan berusaha lebih baik dari tahun sebelumnya.Selamat tahun baru 2019....buat semuanya.....!!!
Jam 8 malam sekitar titik nol
Jam 12 malam titik nol sangat padat.
Suasana di alun alun lor jogya.